Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kelas 3 SMP, satu tahun penuh warna

Kronologibayu- Kelas 3 SMP adalah kelas penentu sebelum melanjutkan studi di jenjang Sekolah Menengah Atas. Di masa yang berdurasi satu tahun ini kita akan dihadapkan dengan  hajatan akbar nasional yaitu Ujian Nasional. Kerja keras dan semangat adalah kunci sukses menghadapi hajatan ini.

Porsi belajar di kelas 3 SMP ini sedikit saya tambah daripada porsi di kelas-kelas sebelumnya, ya..itu semua saya lakukan untuk mendapatkan hasil maksimal dipenghujung 9 tahun pendidikan yang telah saya tempuh. 

Tidak hanya materi pelajaran saja yang saya siapkan melainkan semangat juga terus saya pacu. Bersatu dengan kawan lama merupakan salah satu semangat saya menapaki kelas 3 SMP.

Di kelas 3 SMP terdapat kebijakan sekolah yaitu komposisi murid kelas 3 dikembalikan seperti komposisi murid pada saat kami kelas 1. Dengan kata lain setelah kami terpisah di kelas 2,  Saya dan teman-teman sekelas di kelas 1 dipersatukan lagi di kelas 3. 

Kebijakan ini diambil untuk mengembalikan chemistry yang terbentuk saat pertama kali kami belajar di SMP. Mungkin Chemistry yang terjalin erat ini menjadi pertimbangan pihak sekolah untuk sukses menghadapi UN.

cerita masa smp, kelas 3 SMP, sekolah menegah pertama. cerita anak SMP, pengalaman smp negeri 1 jumantono

Kami yang dulunya teman sekelas 1G kini bersatu lagi di kelas 3G. Meskipun tampak asing setelah satu tahun terpisah namun rona kegembiraan terpancar jelas dari raut wajah semua murid.

“Bersatu lagi dengan kawan pertama di SMP itu rasanya sesuatu”, Kata Syahroni.

Saya sangat senang dapat berjumpa satu kelas lagi dengan teman kelas 1 dulu. Suyato adalah salah satu sahabat saya di kelas 1 dulu. Tali persahabatan yang sempat terputus dapat saya rajut kembali di kelas 3. 

Bercanda dan tertawa sembari memutar kembali memori kebersamaan di kelas 1 merupakan hal terindah bagi saya dan teman-teman. Memori indah di kelas 1 dapat kami teruskan di kelas 3 ini.

Tidak banyak perubahan yang terjadi. Kami masih seperti yang dulu. Kekompakan dan kerjasama kelas masih terjalin kuat meskipun sempat terpisah satu tahun di kelas 2. Kejadian-kejadian seru dan canda tawa bahagia semakin menjadi-jadi di kelas 3 ini.

Kecerian yang sempat terputus di kelas 2 kini hadir kembali. Candaan ala anak SMP sering terlontar kala itu.  Olok-olok’an, ejek-mengejek antar teman tercipta menjadi bumbu penyedap persahabatan. 

Candaan tersebut tercipta tidak ada maksud untuk melecehkan satu sama lain melainkan hanya bersifat hiburan yang murni terjadi akibat sifat usil usia remaja. .

Artis kawakan pengisi kecerian kelas 1 kini tampil lagi di kelas 3. Mereka tampil semakin menjadi-jadi di kelas 3. Daryoko alias Kodok alias Pak sabar, Sri Tomo alias Bedun, Sumadi alias Madek dan Tri saryanto alias kocil alias Glompong alias nDas Kotak alias Spongebob adalah aktor empat sekawan yang sering tampil meramaikan suasana kelas.

Performa empat sekawan semakin menjadi-jadi dan semakin ciamik dengan hadirnya beberapa artis figuran sekaliber Pion, Sompil, Duwek, Ipin, Endri Triyanto alias Banci, Joko Parmoko alias Moko, Suyato alias Mr. Dower, Paryono alias Enet, Bakdini alian macan, Muryani, Paryani, Sunarti,  dan Si Kembar Peno dan Penug. Meskipun mereka hanya figuran namun kehadiran mereka sangat penting sebagai penggerak dinamisasi suasana kelas.

Konflik-konflik yang tercipta oleh artis Empat Sekawan dengan artis figuran merupakan pemantik keseruan suasana kelas. Keseruan yang mereka ciptakan bisa menjangkiti anak satu kelas. 

Beberapa murid yang sedang konsentrasi mengerjakan tugas termasuk saya, tanpa sadar bisa terjangkit wabah kekonyolan yang di buat oleh para seniman tawa ini.

Pada suatu kesempatan yaitu pada saat kelas sedang mengerjakan tugas tanpa di dampingi guru, artis Empat Sekawan melakukan konser yang kesekian kalinya. Konser kali ini bertajuk 3 lawan 1. Kodok, Kocil dan Madek secara membabi buta menyerang Bedun habis-habisan.

Ejekan fisik kerap menjadi materi utama tiga orang ini untuk menyerang Bedun. Maklum Bedun adalah siswa yang berbadan besar, hitam dan maaf sedikit imut kala itu . Kondisi fisik seperti ini menjadi sasaran empuk lawan-lawannya.

Secara bergantian Kodok, Kocil dan Madek mengeluarkan olok-olok’an dan ejekan pamungkas kepada Bedun. Bedun yang hanya seorang diri hanya mampu beberapa kali menimpali ejekan lawannya. Seperti yang saya utarakan di depan bahwa kejadian ini tidak ada unsur saling membenci satu sama lain melainkan unsur usil canda tawa ala anak SMP.

Suasana hening mengerjakan tugas pun pecah akibat ulah empat sekawan. Kami yang sedang mengerjakan tugas dengan serius terpaksa memegangi pipi guna menahan tawa. 

Teman lain yang sebelumya diam saja kini ikut terlibat dalam peperangan 3 lawan 1 ini. Boleh dikata apa yang dilakukan Empat Sekawan mempunyai “Efek Domino”. Aksi saling ejek yang tidak ada pangkal dan ujungnya ini membuat satu kelas ger..geran tiada henti .

Saya adalah salah satu murid yang terjangkit wabah ulah Empat Sekawan. Saya yang sedang fokus mengerjakan tugas kala itu sudah merasa tidak kuat lagi menahan tawa. Akhirnya saya putuskan untuk bergabung dengan kelucuan ini. Pada saat yang tepat dengan suara keras saya meneriakan sebuah kata untuk menyudahi ejekan terhadap Bedun.

“Ojo Cah, elek-elek kui yo kewan.!!” 

(Jangan teman, jelek-jelek seperti itu dia itu juga Hewan). \/......itulah kata yang masih teringiang benar dalam benak ingatan Saya sampai saat ini. Kata itulah yang terlontar dari mulut saya, Hehehe.

Kata diluar kendali ini keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam akibat pudarnya konsentrasi karena kelucuan perang tawa 3 lawan 1 ini.

Empat sekawan ini merupakan aktor utama kelucuan kelas. Banyak variasi kelucuan yang tercipta dari ulah Empat Sekawan ini. Variasi yang terjadi antara lain:
1)    Kodok, Kocil, Madek melawan Bedun.
2)    Kodok, Kocil, Bedun melawan Madek.
3)    Kodok, Madek lawan Kocil.
4)    Empat Sekawan featuring Artis Figuran.
5)    Empat Sekawan featuring Anak satu kelas.

Bahkan mereka berempat tidak jarang pecah kongsi dengan berjuang sendiri-sendiri saling serang diantara mereka, namun Variasi no (1) inilah yang kerap terjadi dan sering membuat perut mual .

Kemampuan Empat Sekawan dalam mengocok perut anak satu kelas sudah tidak diragukan lagi. Keusilan dan kejeniusan mereka dalam mengolah kata-kata konyol sangat ditunggu oleh para penikmat tawa. Suasana kelas akan menjadi sepi dan garing ketika salah satu dari tokoh empat sekawan ini tidak masuk sekolah. 

Personil Empat Sekawan yang mempunyai posisi penting adalah Bedun. Kehadirannya dalam kelas sangat dinanti-nanti oleh kami satu kelas, kelas akan menjadi sepi tanpa kehadiran dirinya. Bukan ia pandai rumus fisika atau pandai breakdance melainkan bakat alam menjadi bahan lelucon menyebabkan ia memiliki posisi penting dalam percaturan tawa di kelas .

Beberapa opsi dan variasi pernah dilakukan untuk mengantisipasi suasana garing akibat ditinggal Bedun jika tidak masuk sekolah. Variasi no (2) sampai no (5) pernah kami coba namun hasilnya kurang maksimal. 

Memang kurang lengkap rasanya tanpa kehadiran Bedun di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa Bedun adalah bumbu penyedap utama konser tawa kelas. hahaha..

Suasana kelas akan selalu berwarna jika Empat Sekawan dapat tampil Full Team dan All Out. Namun jika salah satu personil tidak dapat tampil mungkin sedikit kurang greng pada penampilannya. Sebut saja Daryoko alias Kodok, ia adalah otak dari segala serangan alias Play Maker.

Kelucuan kelas akan sedikit pincang jika Kodok tidak masuk atau berhalangan hadir di kelas. Pasalnya Kodok lah yang mempunyai tingkat humor dan keusilan diatas rata-rata serta kemampuan mempengaruhi teman satu kelas untuk terlibat dalam setiap kelucuan sudah terbukti Handal dan ciamik.

Kehandalan kodok tidak hanya saat tampil di Empat Sekawan saja. Beberapa kesempatan ia mampu tampil kolaborasi dengan para figuran bahkan tampil Solo pernah juga ia lakoni. Tidak hanya pandai mengolah kata untuk memancing gelak tawa para penikmat tawa, Kodok juga mempunyai keusilan tingkat wahid.

Banyak keusilan yang telah ia lancarkan, salah satunya adalah keusilan yang ia lancarkan kepada Sunarti.  Keusilan kepada Sunarti merupakan salah satu keusilan  yang sangat mengenang dalam memori Saya. Berikut cerita selengkapnya>>

Pada saat itu Kelas kami kosong tidak guru yang mengajar. Jam kosong merupakan keadaan favorit bagi para murid . Kami mengisi kekosongan pelajaran dengan santai sejenak sambil bercengkrama dengan teman-teman. 

Ada yang sedang bercanda, gojek, Playon, usil kepada teman lain dan ada sebagian murid yang melamun. Bahkan terkadang ada juga yang  main bilyard di kelas. Hahahha (kalau yang terakhir ini imajinasi saya pemirsa)

Keadaan jam kosong merupakan jam yang sangat kondusif bagi para siswa untuk santai sejenak seraya menikmati tawa bersama teman. Teringat benar oleh saya, ketika jam kosong kali ini Daryoko and friends berada di teras kelas. 

Beberapa artis figuran juga meramaikan kondisi di teras kelas. Di luar ruangan kelas ini, Daryoko tampil solo dengan membuat keusilan. Keusilan ini ia tujukan kepada Sunarti.

Tanpa Ba..Bi..Bu Daryoko menarik , maaf,.  tali Bra Sunarti dari belakang. Kejadian selanjutnya mudah kita tebak, Ya, Sunarti langsung memukul punggung Daryoko dengan tamparan yang Maha Dahsyat.  PLaaKKK !!! itulah bunyi yang terdengar pada saat itu . Daryoko hanya senyam-senyum meringis kesakitan. Hahhahaaaha. Anak yang satu ini memang tidak ada matinye .

Peran Kodok cukup sentral dalam menghidupkan suasana kelas. Meskipun demikian peran figuran tidak boleh dikesampingkan begitu saja. Para figuran sangat penting untuk semakin menambah cerianya suasana kelas.

Peran figuran akan semakin kelihatan jika Empat Sekawan sudah kehabisan materi atau benar-benar kering otaknya . Para figuran akan mem-back up apabila Empat Sekawan tidak mampu tampil maksimal atau kehilangan salah satu Personilnya dalam suatu kesempatan.

Salah satu tokoh figuran yang mempunyai peran signifikan yaitu Wiyono alias Pion. Kemampuan melontarkan joke demi joke dan keusilan kepada teman sangat ciamik. Dengan kemampuan yang dimilikinya membuat ia menjadi pemegang saham tawa kedua setelah Empat Sekawan.

Dalam menghidupkan kelas, Pion tidak bekerja sendirian. Pion selalu melibatkan para figuran lain. Sompil, Duwek, Endri bahkan Saya (penikmat tawa) tidak lepas dari ide-ide tawa yang ia lancarkan.  Pion biasanya memulai Battle dengan guyonan, sindiran hingga ejekan bernada sumbang untuk memulai kelucuan diantara kami.

Kemampuan Pion dalam menciptakan tawa dan mengkonversi peluang sekecil-kecilnya menjadi tawa besar “big laught” sudah tidak diragukan. Ada beberapa kejadian konyol tercipta dari ulah Pion, salah satu kejadian konyol yang paling mengenang bagi saya yaitu saat Pion mendapat Salam hangat dari salah satu siswi Cantik di SMP Kami. Berikut ini cerita selengkapnya. Cek it out

Masa-masa SMP identik dengan cinta monyet. Perasaan suka  lawan jenis nampaknya mulai melanda anak usia remaja. Pion merupakan salah satu korban cinta monyet. Cinta monyet yang dialami Pion sedikit unik dari biasanya. Pion tidak bertindak sebagai penembak melainkan korban tembak salah seorang siswi cantik.

Cowok menembak cewek itu sudah lazim. Namun berbeda dalam kasus Pion ini, justru cewek yang menembak cowok. Emansipasi wanita dalam hal cinta nampaknya sudah ada sejak dulu bahkan telah ada dalam dunia permonyetan,... Eh, cinta monyet maksud saya.

 Memang tidak ada salahnya jika cewek menyatakan perasaannya kepada cowok. Hal semacam ini lumrah terjadi akibat dari perasaan cinta yang tulus dari lubuk hati setiap insan. 

Selama cintanya itu ikhlas dan bukan main-main, Sah-sah saja menurut saya, apabila ada seorang cewek/perempuan lebih dulu menyatakan perasaannya kepada seorang pria/cowok.

Lanjut>> Siswi cantik yang menembak Pion adalah adik kelas kami. Anaknya berparas cantik dan berkulit putih. Banyak para murid laki kala itu jatuh hati padanya dan banyak pula yang ingin menjadi pacarnya. Namun di luar dugaan banyak pihak, si cewek justru menembak Pion. Padahal sebelumnya Pion pun tidak begitu mengenal siapa cewek ini. Boleh di kata Pion ini “mendapat Durian Runtuh”. Ora ngiro ora Nyono (tidak mengira dan tidak menduga)

Pada saat itu si Cewek tersebut melayangkan surat kepada Pion. What pakai surat ?!! eit tunggu dulu, itu tahun 2005 pemirsa. HP sebenarnya sudah ada namun belum segencar seperti sekarang ini. Murid yang memiliki HP pada saat itu bisa di hitung dengan jari. Menyatakan cinta melalui surat merupakan hal yang umum pada saat itu.

Inti dari isi surat itu adalah si cewek meminta Biodata diri Pion. Mungkin melalui trik ini adalah langkah awal si cewek untuk melakukan PeDeKaTe kepada sang pujaannya. Cie 3,5 x.. 

Saya dapat menarik kesimpulan bahwa si cewek ini benar-benar ngefans kepada Pion. Namun ikhtikad baik si cewek untuk mengajak menjadi teman istimewa kepada pion, justru pion tidak begitu responsif terhadap ikhtikad tersebut. Bahkan diluar dugaan saya dan teman-teman. Pion membalas surat tersebut dengan balasan sebagai berikut:

Nama : Wiyono
Tempat tanggal lahir : Amben, 17 Agustus 1945.
.
.
.
(dan seterusnya)
(amben = tempat tidur).


Di atas adalah salah satu kalimat balasan biodata yang saya ingat yang di tulis Pion untuk adik kelas tadi. Isi balasannya panjang dan isinya ngaco semua serta gokil pokoknya. 

Saya dan teman-teman lain pada awalnya sangat mendukung jika Pion bisa berteman spesial dengan adik kelas tersebut. Menurut kami mereka sangat cocok. Namun setelah mengetahui ulah Pion tersebut, kami hanya bisa geleng-geleng kepala seraya berkata “Yon, yon ora mesakne kwe kui”.. Niat tulus dari si cewek tersebut di balas dengan guyonan oleh Pion.

Ya,.. itu lah Pion, salah satu teman saya yang gokil dan terkadang sulit dipahami arah pikirannya . Maklum usia-usia SMP pada saat itu masih lugu. Jangankan pacaran, hanya dijodoh-jodohin saja malunya bukan main.

Fenomena pacaran anak SMP memang sudah ada sejak dulu. Dulu itu hanya berpapasan dengan sang pujaan hati saja, hati terasa bergetar gimana gitu. Ya itu hanya Berpapasan. 

Paling banter hanya berjalan ke kantin bersama pacar itu adalah hal yang umum terjadi bahkan adalah hal favorit pada saat itu. Murid yang pacaran pada saat itu jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Kemudian bagi mereka yang tidak pacaran/ tidak punya pacar juga biasa-biasa saja.

Apa yang terjadi mengenai hal pacaran pada saat itu sudah berbeda jauh dengan perihal pacaran anak jaman sekarang. Dulu Pacaran itu bermakna berteman dekat mengenal satu sama lain dalam koridor/batasan-batasan tertentu. Berbeda jauh dengan gaya pacaran anak sekarang yang terkadang sudah di luar koridor-koridor kepatutan.

Dengan seiring banyaknya kasus-kasus yang kurang etis terjadi pada anak jaman sekarang menyebabkan kata “Pacaran” mendapat stigma buruk di kalangan masyarakat. Dan parahnya lagi beberapa anak SMP bahkan SMA sekarang malu kalau tidak punya pacar. Pusingnya minta ampun bagi mereka yang bersatus “jomblo”.  What duh?

Yah., Kejadian-kejadian di atas adalah pekerjaan rumah bagi semua pihak. (Keluarga, lingkungan/masyarakat, sekolah dan pemerintah). Jika semua elemen ini mampu bersatu dan bersinergi menjadi teacher yang baik bagi anak. 

Saya yakin kejadian yang kurang etis tersebut perlahan dapat diminimalisir bahkan akan tidak terjadi lagi dimasa mendatang. Namun Nol besar,  jika elemen-elemen yang ada ini gagal menjadi teacher yang mampu mengedukasi dan mengontrol kondisi muda-mudi. 

Elemen yang tak kalah pentingnya adalah si Anak itu sendiri. Anak harus mampu memahami apa yang harus dia lakukan dan apa dampaknya, pantas atau tidak dan baik atau tidak.  Selain itu juga harus ada komunikasi yang baik antara keluarga, sekolah dan pemerintah dengan si anak. Saling memahami dan menghargai antar elemen adalah cara untuk menuju harmoni kehidupan. 

Saya tidak melarang atau memperbolehkan Pacaran, Bijak dalam bertindak, berucap dan berperilaku adalah kunci kebaikan bagi kita semua. Kita bisa menilai Pacaran itu dari berbagai sudut Pandang. Ada norma kesopanan, hukum, adat-istiadat, kesusilaan bahkan norma agama ada di lingkungan kita.

 Kita bisa menilai pantas tidak, perlu tidak, boleh tidak pacaran itu dilakukan. Jika Pacaran itu hanya untuk mengumbar syahwat belaka atau hanya untuk menutupi status..maaf..  “jomblo” saja jelas itu tidak baik. Inilah bedanya dengan Orang yang memiliki Prinsip dengan orang yang tidak berprinsip.

Orang yang memiliki Prinsip pasti mengartikan Pacaran sebagai pendekatan kepada sang belahan hati untuk menuju mahligai rumah tangga. Mereka melakukan pendekatan dengan cara-cara yang sesuai norma-norma yang berlaku. 

Kita mempunyai agama dan hukum yang berlaku. Meskipun “pendekatan”, kita juga tidak boleh berdua-dua-an seenaknya saja layaknya sudah suami-istri. Ada koridor/batasan-batasan yang membedakan antara mana “pendekatan” dan mana yang pasangan suami-istri.

Kita semua tidak dapat memungkiri lagi bahwa kata “Pacaran” sudah memiliki stigma negatif di masyarakat kita. Alangkah baiknya kita menggunakan istilah “Pendekatan”. Namun perlu digaris bawahi bahwa penggunaan istilah “Pendekatan” harus dibarengi cara-cara yang sesuai norma-norma yang berlaku. Jika tidak,.. ya... kata “Pendekatan” akan bernasib sama dengan pacaran dan sama-sama akan mendapat stigma negatif.

Naluri saling mencintai antara laki dan perempuan itu adalah hal yang wajar. Hidup berpasang-pasangan itu hal yang alamiah. Dalam agama yang saya yakini pun mengatakan bahwa Kita hidup di dunia ini untuk saling mengenal, berpasang-pasangan. Jadi rasa mencintai lawan jenis itu tidak tabu dalam agama yang saya yakini. 

Menurut saya jauhi saja “pacaran” jika itu hanya menjerumuskan ke jurang negatif dan tidak ada manfaatnya.

Cinta adalah sifat naluri manusia. Dengan cinta hidup akan menjadi indah. Dengan cinta hidup akan damai. Maka jangan kotori cinta dengan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma yang ada.

Maaf, gwe malah curhat & ngelantur pemirse .

Baiklah kita kembali alur utama cerita kelas 3 G >>

Beberapa konflik pakem yang membuat tawa sekaligus penghidup serunya perjalanan satu tahun di kelas 3 G terspesifikasi sebagai berikut.
A. Konflik Battle of laught
1.    Empat Sekawan
2.    Empat Sekawan Feat Figuran
3.    Empat Sekawan Feat Figuran + Anak Satu Kelas.

B. Drama Cinta Monyet berunsur paksaan.
1. Drama percintaan Enet with Bakdini.
2. Drama percintaan Sompil with Muryani.
3. Drama percintaan Duwek with Rina.
4. Drama percintaan Narso with Paryani.
5. Drama percintaan Peno with Intan.
6. Drama percintaan Suyato with Suciyati.

[Mengapa saya katakan paksaan, karena ini hanya kasus comblang-comblangan ala anak SMP pada saat itu saja. Dan yang di comblangin juga tidak suka di comblang- comblangin sebenarnya]

C. Tragedi absurd lain yang muncul tiba-tiba.

Demikian cerita satu tahun di kelas 3 SMP yang penuh warna bagi saya. Salam hormat untuk teman-teman alumni 3G SMP 1 Jumantono angkatan 2002/2003. Sukses selalu buat kita semua. Keep Spirit and Keep laught .

~Sekian~